Hari
minggu lalu, saya dan beberapa teman melakukan pemotretan untuk
keperluan pekerjaan di sebuah gedung tua di daerah Depok Timur. Menurut
keluarga yang menjaga tempat ini, dulunya gedung ini adalah bioskop
pertama di Depok Timur.
Bangunan ini terdiri dari tiga lantai. Lantai dasar, lantai atas, dan ruang bawah tanah. Tidak
terlalu besar untuk ukuran gedung bioskop, tapi mungkin pada eranya,
ini sudah cukup untuk menampung pengunjung. Sebenernya saya agak ragu
kalau bangunan ini dulunya bioskop, karna saya tidak menemukan
tanda-tanda pernah ada studio di dalam bangunan ini. Lantai dasar dan
lantai atasnya lowong tanpa sekat. Sudah hancur mungkin. Di lantai
dasar, ada pintu bar berwarna hijau, wastafel dan kitchen set. Dulunya
ini pasti pantry.
Lantai atas sudah sangat rapuh. Dengan banyaknya orang saat itu, kurang lebih
40 orang, sesekali saya bisa merasakan lantai atas bergetar. Jadi harus
hati-hati. Di lantai ini saya menemukan satu pojok dengan dinding berkeramik.
Bentuknya mirip tempat wudhu, tapi tanpa ada bekas keran atau
saluran air. Diperhatikan lebih lama, bentuknya malah mirip kuburan.
Ada banyak kertas crepe dan pita besar warna-warni tergantung di pilar
dekat jendela dan menumpuk di lantai. Warnanya belum pudar. Mungkin
belum lama ini ada pengunjung yang mengadakan pesta ulang tahun disini
(ngarang). Satu hal dari tempat ini yang bikin saya dan teman-teman
heran
adalah ada pohon pepaya tumbuh di lantai atas. Kok bisa ya? Terkesan
sudah ratusan tahun tempat ini nggak dipakai (lebih ngarang).
Pemotretan dilakukan cuma di lantai atas dan lantai bawah. Ruang bawah
tanah cukup misterius. Bikin penasaran. Motret tangga masuknya aja bikin deg-degan. Lantainya tergenang air, dengan
tinggi genangan sekitar sebetis. Demi keselamatan dan stabilitas
keamanan nasional (loh?), kami tidak melakukan pemotretan di lantai itu. Penasaran pun dibawa pulang ke rumah.
Nah, ini ada beberapa shot colongan yang sempat terekam. Bon appétit! :p